Gadget lifestyle. Itulah kini sebuah jargon yang menyeruak di setiap sudut perbincangan masyarakat kontemporer. Kata demi kata yang semerbak dengan aroma digital kemudian menelisip dalam relung hidup kita - deretan kata seperti : Smartphone. Android. Netbook. Tablet. LED TV. Kamera DSLR (terus terang saya ndak tahu apa artinya kamera jenis ini).
Sejatinya, kehidupan digital memang kian menanjak. Beragam model smartphone terus dihadirkan. Beragam jenis gadget juga terus bermunculan. Dan banyak profesional muda — entah pria atau wanita – yang kemudian menjadi addict dengan beragam gadget itu.
Kita mungkin juga menjadi bagian dari gadget lifetsyle itu. Lalu jenis gadget apa saja yang saat ini telah Anda miliki? Dan gadget apa yang kira-kira paling penting perannya dalam kehidupan profesional Anda yang terus berjalan? Kita akan menguliknya dalam tulisan kali ini.
Jika saya yang harus menjawabnya, maka mungkin jawabannya simpel : saya hanya punya 3 gadget yang rasanya begitu besar perannya dalam kehidupan profesional saya.
Gadget # 1 : Handhone merk Sony Ericsson tipe Elm (gambar ada di sebelah). Saya bukan termasuk gadget addict. Hingga hari ini, saya juga tidak bisa memakai ponsel dengan model keyboard QWERTY atau juga touch screen. Ketika membeli ponsel, saya juga lebih peduli dengan  fungsionalitas serta simplicity. Saya ndak begitu suka dengan beragam fitur semacam push email (hanya bikin distraction), FB/Twitter connection, dan beragam aplikasi yang canggih itu. No, that’s not my world. I just want a simple cell phone.
Itulah kenapa saya memiliki ponsel Sony Ericsson yang relatif sederhana ini; dan bukan membeli BB Torch, iPhone seri 4, ataupun Samsung Galaxy S. Ponsel-ponsel ini terlalu canggih buat saya.
Gadget # 2 : Laptop/Notebook merk Dell Vostro 1088 warna merah maroon. Laptop tak pelak merupakan life blood saya. My laptop is my office. My laptop is my brain. My laptop is my soul mate.
Bagi profesional yang bergerak mobile seperti saya, laptop tentu saja merupakan sebuah senjata andalan. Dan dengan Dell Vostro kesayangan ini, saya mengumpulkan receh demi receh untuk menghidupi keluarga saya. Saya membeli Dell Vostro ini sekitar 12 bulan lalu dengan harga hanya Rp 8 juta. Namun selama itu, laptop bandel ini mungkin telah memberikan income lebih dari 100 kali lipat dibanding harga belinya. A great laptop with very productive results.
Sejak 3 tahun ini saya selalu menggunakan laptop dengan merk Dell. Dulu saya sempat menggunakan IBM Thinkpad. Namun sejak divisi laptop IBM ini di-akuisisi oleh Lenovo (pabrikan dari China yang agak top juga), saya ndak lagi tertarik dengan Thinkpad. Pengin juga beli Apple iMac, namun kok rasanya agak ribet ya (maksudnya mengelola kompatibilitas antara OS Apple dengan OS Windows).
Oh ya, saya juga sejak lama selalu menggunakan software MS Office asli. Harganya 1 juta, agak mahal dibanding bajakan yang cuma 50 ribu perak. Namun bagi saya harga satu juta relatif murah, sebab aplikasi Word, Excel dan Powerpoint itu memang amat besar dampaknya bagi my professional life.
Gadget # 3 : Mobile Modem merk Huawei. Memang, dimana-mana sekarang telah banyak hot spot (free wifi area). Namun ada kalanya, saya bepergian nun jauh dari kota dimana koneksi wifi adalah sebuah kemewahan. Pada saat itulah saya membutuhkan mobile modem agar tetap bisa terkoneksi dengan dunia online (bagi saya yang memiliki beberapa jenis bisnis online, koneksi internet setiap hari adalah sebuah keharusan).
Saya menggunakan layanan internet mobile dari IM2. Selama ini saya cukup puas dengan kecepatan aksesnya, dan juga cakupannya (di kampung saya, di sebuah desa di Pekalongan, kecepatan IM2 sudah level HSDPA. Keren euy). Memang layanan dari Three dan Axis untuk koneksi mobile internet bisa lebih murah. Namun tampaknya, cakupan mereka masih kalah dari IM2 punya Indosat.
Itulah 3 jenis gadget yang berperan besar in my professional life. Melalui tiga gadget inilah, saya mengendalikan bisnis saya dengan optimal. Very productive and efficient. Saya merasa tidak perlu gadget yang canggih dan wow. Rasanya saya juga tak tertarik (sama sekali tidak tertarik) untuk membeli iPad, Galaxy Tab II, atau smartphone dengan model Android terbaru. No, I don’t need these expensive tools.
I just want a simple gadget. Namun dengan yang simpel itu, saya bisa menjadi profesional yang produktif.  Be simple. Be efficient. Be productive.