BEST SELLER

Ebook Service Komputer dan Laptop Untuk Pemula Sampai Mahir

404-Computer | Kali ini saya akan berbagi rangkuman dari Ebook Service Komputer dan Laptop Untuk Pemula Sampai Mahir . Yang akan saya jelas...

Friday, 15 February 2013

Perbedaan Katolik dan Protestan

800px-Thebible33

Buat kalian yang beragama Muslim (atau mungkin orang Katolik atau Kristen Protestan sendiri) mungkin bingung kenapa agama Katolik dan Kristen Protestan harus dipisahkan.
Padahal kalo dari pelajaran Sekolah Dasar yang kita terima dulu, agama Katolik dan Kristen Protestan sangat mirip, misalnya sama-sama beribadah di gereja dan merayakan Natal, Paskah, dan sebagainya. 
Pertama-tama pemahaman yang salah dari banyak orang terhadap istilah “Kristen”.
Kristen didefinisikan sebagai agama yang dibawa Yesus Kristus (Nabi Isa kalau dalam Islam).
Agama Kristen pecah menjadi tiga aliran (gereja) karena perbedaan pendapat para pengikutnya, yaitu Kristen Ortodoks (misalnya Kristen Koptik yang ada di Mesir), Kristen Katolik, dan Kristen Protestan.
Jadi adalah salah jika menganggap Kristen itu identik dengan Protestan aja.
Misalnya ada yang nanya, “Kamu Kristen apa Katolik?”
Padahal dari pengertiannya, Katolik pun sebenarnya juga termasuk Kristen.
Agama Katolik dan Protestan berpisah karena perbedaan-perbedaan mereka yang sudah tak bisa disatukan lagi.


Berikut ini perbedaan antara kedua agama tersebut.


Katolik mengakui Paus, Protestan tidak

Ini adalah perbedaan paling utama antara Kristen Protestan dan Katolik.
Paus adalah pemimpin tertinggi umat Katolik. Paus bertahta di Vatikan, Roma.
Paus pertama adalah St. Petrus, pemimpin dari ke-12 murid Yesus.
Dari kemunculan agama Kristen sejak abad pertama hingga sekarang sudah ada sekitar 300-an Paus.
Paus sekarang adalah Paus Benedictus XVI yang menggantikan Paus Yohanes Paulus ke-2 yang telah wafat.

Namun agama Protestan tidak mengakui Paus dan tidak memiliki pemimpin tertinggi.
Alasannya bisa ditelusuri dari abad pertengahan di Eropa.
Pada zaman itu, Paus Leo X ingin membangun gereja terbesar dan terindah di dunia yang disebut Basilika St. Petrus di Vatikan (sampai sekarang gerejanya masih ada).
Paus Leo X kemudian melakukan hal-hal yang sebenarnya nggak sesuai dengan ajaran Katolik sendiri untuk mencukupi dana pembangunan gereja tersebut, salah satunya dengan menjual surat pengakuan dosa.
Hal ini diprotes oleh seorang pendeta bernama Martin Luther yang akhirnya memutuskan untuk memisahkan diri dari gereja Katolik.
Karena memprotes gereja Katolik, maka pengikut Martin Luther kemudian disebut “Protestan”.


Orang Katolik membuat tanda salib, orang Protestan tidak 

Cara termudah membedakan yang mana orang Katolik dan yang mana orang Protestan adalah dengan memperhatikan saat mereka mau makan.
Sebelum makan, biasanya orang Katolik membuat tanda salib, sedangkan orang Protestan tidak (cuma berdoa aja biasa).
Tanda salib ini digunakan sebelum dan sesudah berdoa.
Tanda salib dibuat dengan tangan telunjuk/ jari tengah kanan menyentuh dahi – dada – bahu kiri – bahu kanan secara urut.


Perbedaan kitab suci.

Sebenarnya nama kitab suci orang Katolik dan Protestan itu sama, yaitu Alkitab.
Injil hanyalah sebagian kecil dari Alkitab yang khusus menceritakan kehidupan Yesus.
Alkitab orang Katolik dan Protestan ternyata berbeda.
Alkitab Katolik lebih tebal daripada Alkitab Protestan soalnya di dalam Alkitab Katolik ada tambahan 12 kitab yang dinamakan Deutero-Kanonika.
Kitab-kitab tersebut tidak diakui kebenarannya di agama Protestan.
Implikasi dari nggak diakuinya kitab-kitab ini, orang Protestan tidak mempercayai adanya “Api penyucian” atau “Purgatory” (wilayah di antara surga dan neraka) yang dipercayai oleh orang Katolik soalnya doktrin ini cuma ada di kitab Deutero-Kanonika.


Masalah penafsiran kitab suci. 

Dalam Katolik, orang biasa tidak boleh menafsirkan kitab suci.
Satu-satunya yang boleh menafsirkan kitab suci hanyalah Magisterium, yaitu para ahli-ahli agama yang berpusat di Roma.
Orang-orang Katolik di seluruh dunia tinggal mengikuti aja penafsiran Magisterium tersebut dan nggak boleh menafsirkan kitab suci menurut pengertian mereka sendiri.

Sedangkan menurut ajaran Protestan, semua orang punya hak yang sama dalam menafsirkan kitab suci, tidak dimonopoli pemuka-pemuka agama aja.
Sekilas keliatannya lebih enak ajaran Protestan ya, soalnya lebih bebas.
Namun ternyata ada dampak signifikannya.
Umat Katolik di seluruh dunia lebih bersatu karena memiliki satu pendapat yang sama tentang kitab suci.
Jadi agama Katolik cuma ada satu di dunia ini dan nggak terbagi-bagi menjadi aliran-aliran lain.
Sebaliknya kaum Protestan yang kalo diitung-itung sebenarnya jumlah pengikutnya lebih banyak dari Katolik, terpecah-pecah menjadi aliran-aliran yang lebih kecil yang disebut “denominasi”.
Aliran-aliran ini muncul karena perbedaan penafsiran antara satu kelompok dengan kelompok lain, misalnya ada GPIB, Kharismatik, Pentakosta, Metodis, Baptis (GBI), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Batak (HKBP), Adven, Mormon, dan lain-lain.
Implikasi praktisnya, orang Katolik bisa bebas beribadat di gereja Katolik manapun.
Mau di Jakarta, Bandung, Malang, Manado, New York, terserah deh soalnya ajarannya sama Tapi orang Protestan biasanya hanya pergi ke satu gereja yang sama seumur hidupnya.
Misalnya penganut Baptis harus pergi ke gereja GBI yang mungkin jaraknya 15 kilometer dan nggak bisa pergi ke gereja GPIB yang letaknya cuma di depan rumah soalnya ajarannya beda (walaupun keduanya sama-sama gereja Protestan).
Bahkan tidak jarang, antara denominasi Protestan yang satu dengan yang lain berselisih paham gara-gara perbedaan pandangan itu.


Pemuka agama Katolik memiliki hierarki (tingkatan), sedangkan Protestan tidak. 

Para pemuka agama Katolik memiliki hierarki sebagai berikut: romo/ pastur – uskup – kardinal – paus. Dengan adanya tangga hierarki itu, para pemuka agama Katolik bisa naik jabatan, bahkan bisa jadi Paus. Semua Paus juga dulunya berawal dari romo biasa kok.
Akan tetapi, pemuka agama Protestan (pendeta) tidak memiliki hierarki semacam itu.
Karena pemuka agama Katolik ada hierarkinya, maka gereja Katolik juga punya hierarki, yaitu kapel (gereja kecil) – gereja paroki (tempat kedudukan pastur) – katedral (tempat kedudukan uskup/kardinal) – basilika (tempat kedudukan paus).
Semakin tinggi tingkatannya biasanya ukurannya juga semakin besar.
Sedangkan gereja Protestan nggak punya hierarki.
Jadi, biasanya yang namanya katedral itu gereja Katolik (walaupun ada juga beberapa gereja Protestan yang pakai istilah katedral).


Pemuka agama Katolik tidak boleh menikah, sedangkan Protestan boleh. 

Para pemuka agama Katolik mulai dari pastur hingga Paus nggak boleh menikah alias hidup membujang selamanya.
Istilahnya dalam Katolik “hidup selibat”.
Hal ini agar beliau-beliau bisa berkonsentrasi dalam mengajarkan agama Katolik.
Tapi dalam gereja Protestan, pendeta diperbolehkan menikah.


Perempuan bisa menjadi pemuka agama dalam Protestan, sedangkan dalam Katolik dilarang 

Dalam Katolik hanya laki-laki yang boleh pastur, sedangkan perempuan tidak boleh.
Sedangkan dalam Protestan, baik laki-laki dan perempuan diberikan hak yang sama menjadi pendeta (namun lebih seringnya kita melihat pendeta laki-laki).
Namun dalam agama Katolik, wanita yang ingin mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan dapat menjadi suster (biarawati).
Syarat menjadi suster sama dengan syarat menjadi pastur, yaitu tidak boleh menikah.
Seorang suster juga harus memakai kerudung seumur hidupnya. Bahkan di negara-negara Barat, pakaian suster yang serba tertutup ini sekilas mirip dengan jilbab.
Suster ini dulu biasa bekerja sebagai perawat, karena itulah ada kebiasaan di negara kita untuk memanggil perawat dengan sebutan “suster”.


nun2


Perbedaan peribadatan 

Peribadatan orang Katolik disebut misa, sedangkan peribadatan orang Protestan disebut kebaktian. Keduanya berbeda dalam hal isi maupun tata cara pelaksanaannya, walaupun sama-sama dilaksanakan pada hari Minggu.


Katolik mengkultuskan Bunda Maria, sedangkan Protestan melarang 

Umat Katolik sangat mengkultuskan Bunda Maria, yaitu ibunda dari Yesus Kristus.
Umumnya yang namanya orang Katolik memang sangat mencintai dan menghormati Bunda Maria.
Sebagai penghormatan kepada Bunda Maria, dalam agama Katolik ada kebiasaan berdoa rosario (semacam tasbih dengan liontin salib) dan berziarah ke Goa Maria setiap bulan Mei dan Oktober.
Tapi di Protestan, tidak ada kebiasaan semacam itu karena ajarannya memang melarang pengkultusan pada Bunda Maria.
Jadi kalau ada yang pakai rosario ataupun pergi ke Goa Maria bisa dipastikan dia adalah orang Katolik.


Katolik mengakui para orang kudus (santo-santa) sementara Protestan tidak 

Para orang kudus (“saint” dalam bahasa Inggris, disingkat “St” dan ditaruh di depan nama) merupakan orang-orang yang memiliki iman yang sangat kuat sehingga dipercaya sudah masuk surga.
Orang kudus laki-laki disebut santo, sementara yang perempuan disebut santa.
Nama-nama para saint ini biasanya digunakan sebagai nama gereja, misalnya gereja Santa Maria, gereja Santo Petrus, dan lain-lain.
Para saint ini punya hari perayaannya sendiri-sendiri (misalnya hari raya St Valentine dirayakan tiap 14 Februari).
Nama-nama para saint ini juga digunakan sebagai nama baptis dengan harapan ketika dewasa, mereka bisa meneladani para orang kudus yang namanya dipakai tersebut.
Nama-nama para santo dalam agama Katolik biasanya diakhiri –us, misalnya Petrus, Paulus, Fransiskus, dan lain-lain.
Dalam agama Protestan, pemujaan pada para santo/santa dilarang keras.
Bahkan orang Protestan umumnya menggunakan nama-nama nabi, bukannya nama-nama santo/ santa sebagai nama baptisnya, seperti Abraham, Samuel, Daniel, dan lain-lain.


Katolik boleh menggunakan patung, sedangkan Protestan tidak 

Gereja Katolik biasanya dihias dengan patung-patung, entah itu patung Yesus, Bunda Maria, atau para santo/santa, hingga patung malaikat.
Maksudnya agar punya pandangan seperti apa mereka itu (nggak abstrak).
Akan tetapi, kaum Protestan mengharamkan penggunaan patung dalam gereja soalnya dianggap berhala. Nah implikasi dari pelarangan patung ini, salib Katolik memiliki patung Yesus di tengahnya, sedangkan salib Protestan hanya salib biasa tanpa patung di tengahnya.
Jadi bisa lah kalian membedakan apakah seseorang itu Katolik atau Protestan dari salib di rumahnya.


Katolik mengakui 7 sakramen, sementara Protestan hanya 2 

Sakramen adalah bentuk upacara suci yang wajib dilakukan penganut Kristiani sepanjang hidup mereka. Gereja Katolik mengakui ada 7 sakramen,
yaitu Baptis (masuk agama Kristen),
Krisma (diberikan pas menginjak remaja),
Ekaristi (yang biasa dilakuin umat Katolik di gereja tiap hari Minggu),
Imamat (pentahbisan menjadi pastur/romo),
Pernikahan, 
Pengakuan Dosa, 
dan Pengurapan Orang Sakit (diberikan saat sakit parah dan hampir meninggal).

Namun dalam gereja Protestan, hanya diakui dua sakramen, yaitu Baptisdan Ekaristi. 
Sakramen Ekaristi dalam ajaran Protestan juga tidak dilakukan setiap hari Minggu, namun hanya pada perayaan hari-hari besar saja.


Katolik melarang perceraian, sedangkan Protestan memperbolehkan 

Dalam ajaran Katolik tidak ada yang namanya perceraian.
Pernikahan hanya boleh terjadi sekali seumur hidup (kecuali jika ditinggal mati pasangannya).
Sedangkan dalam ajaran Protestan, pasangan yang sudah menikah namun sudah merasa tidak lagi cocok diperbolehkan bercerai.

Itulah sekelumit perbedaan antara Protestan dan Katolik.
Sebenarnya masih banyak lagi kalau mau mempelajarinya (secara pengetahuan agamaku juga pas-pasan hehehe).
Mungkin kalau ada teman-teman yang bisa menambahi, silakan kasih komen (soalnya ini baru dari sudut pandang Katolik).
Sebenarnya walaupun banyak perbedaan, intinya sih kedua agama ini tetap sama, yaitu baik Katolik dan Protestan mengajarkan untuk melayani Tuhan dan berbuat baik bagi sesama.
Bahkan kupikir itu juga inti semua agama. Ya nggak?
Share on :
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Tulis Komentar Anda Disini,..